Rabu, 24 September 2008

Layar Monitor dari bahan air kelapa (nata de coco)

Pernahkah anda mencicipi nata de coco? Makanan berserat tinggi berbahan dasar air buah kelapa ini
memang bergizi tinggi dan menyehatkan, namun pernahkan anda berpikir jika suatu saat nata de coco menjelma menjadi layar monitor televisi atau komputer anda?

Melalui riset, Ilmuwan dari Kyoto University menemukan jika nata de coco dapat dioleh lebih lanjut menjadi material baru yang sangat kuat, tahan panas, sekaligus lentur dan bahkan dapat menransmisikan cahaya. Dalam kesimpulan lain, salah satu produk yang mungkin dihasilkan ialah layar monitor.

Makanan berbahan dasar sari buah kelapa tersebut memang dikenal sebagai salah satu makanan yang sangat digemari masyarakat. Selain murah dan gampang dibuat, kandungan serat yang tinggi nata de coco bisa memperlancar saluran pencernaan. Pembuatannya hanya melalui proses fermentasi air kelapa dengan menggunakan bakteri jenis Acetobacter xylinum. Tentu tidak terbayangkan sebelumnya jika makanan yang begitu sederhana bisa diolah menjadi bahan baku industri yang lain.

Menurut para peneliti dari Lab of Active Bio-based Material-Kyoto University, seperti yang ditulis oleh Lisman Suryanegara di www.beritaiptek.com, 3 Juli lalu, nata de coco dapat dijadikan komposit yang sangat kuat dengan teknik pengolahan yang cukup sederhana. Lembar nata de coco yang sudah dihilangkan airnya dicelupkan terlebih dahulu ke dalam perekat polifenol formaldehida dengan berat molekul rendah. Setelah proses pengeringan tersebut, lembaran kemudian dipres pada suhu 180oC selama 10 menit untuk menghasilkan bentuk komposit yang sangat kuat.

Material komposit tersebut mempunyai ketahanan patah (bending strength) 450 Mpa,(mega pascal), artinya setiap satu senti meter kubik dapat menahan gaya hingga 450 kilogram beban dan dengan kerapatan 1.4 g/cm3. Kekuatan ini jauh lebih baik bila dibandingkaan kekuatan baja campuran magnesium alloy misal yang memiliki ketahanan hingga 370 Mpa. Bahkan kekuatan komposit tersebut hampir menyamai kekuatan baja ringan tipe SS400 yang mempunyai ketahanan patah sekitar 500 MPa.

Tidak hanya itu komposit berbahan nata de coco memiliki kualitas yang sangat baik karena ia memiliki serat mikroskopik yang seragam dengan ukuran serat kurang dari 10 nano meter, lurus serta membentuk jaringan seperti jaring laba-laba. Kekuatan jaringan inilah yang menjadikan komposit nata de coco mendekati kekuatan baja ringan namun dengan kerapatan yang jauh lebih rendah bila dibandingkan baja ringan.

Keunggulan tersebut memungkinkan komposit nata de coco dapat dimanfaatkan dalam berbagai aplikasi seperti industri otomotif, elektronik, maupun konstruksi. Terlebih bahan dasar alami komposit ini membuat ketersediaannya di alam sangat melimpah.

Bagaimana dengan di Indonesia?