Rabu, 27 Januari 2010

Wajah Pendidikan Indonesia

Ahmad Ashar


Pendidikan merupan hal yang penting dalam hidup ini, sehingga rasulullah mewajibkan untuk menuntut ilmu sampai akhir hayat.. Sesuatu yang sesuai dengan agama akan dinilai baik. Demikian juga sebaliknya, nilai buruk akan diberikan apabila sesuatu itu bertentangan dengan agama. Oleh karena itu, pendidikan yang baik adalah pendidikan yang berlandaskan agama, aturan agama adalah suatu aturan tidak boleh ditawar-tawar sesuai dengan kepentingan kelompok atau individu.
Memang seperti itulah seharusnya yang terjadi, karena Tuhan menciptakan kita tentu penuh rasa tanggung jawab dengan tidak membiarkan ciptaan-Nya hidup tanpa aturan. Bentuk lanjutan tanggungjawab Tuhan ini adalah adanya penilaian bagi kita nanti di akhirat sebagai penentu apakah akan mendapatkan reward atau punishment yang berwujud surga dan neraka.
Namun perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan telah menggantikan posisi agama (Islam) sebagai standar kehidupan. Dengan menggunakan akidah pemisahan agama dari kehidupan atau yang lebih kita kenal dengan ideologi kapitalisme-demokrasi, kehidupan kita menjadi sangat jauh dari aturan agama. Agama hanya diposisikan dalam kehidupan pribadi yang ada di tempat-tempat ibadah. Akibat yang kita rasakan adalah munculnya banyak permasalahan yang tidak teratasi, dari mulai permasalahan rumah tangga, pergaulan sampai permasalahan sosial budaya, pendidikan, ekonomi bahkan politik dan pemerintahan.?
Dikotomi pendidikan
Fenomena yang terjadi di lembaga-lembaga pendidikan atau sekolah dimana pelajaran agama hanya mendapat porsi dua jam dalam satu minggu. Ditambah lagi? dengan paradigma pendidikan batil yang hanya mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa sehingga melahirkan ijazah oriented, tanpa memperhatikan apakah pengetahuan dan agama yang diajarkan kepada siswa tersebut dilaksanakan atau tidak. Sebagai contoh, tidak sedikit siswa yang nilai ujian pelajaran agamanya tinggi tetapi penampilan dan tingkah laku siswa yang bersangkutan justru sangat jauh dari agama.
Oleh karena itu, pendidikan berbasis kompetensi ahklak mulia sangat di perlukan di negeri ini dan harus dimulai dengan hal-hal yang kecil di sekolah dan di rumah. Pendidikan di sekolah hanya sebagian kecil akan membentuk anak didik akan tetapi pendidikan di rumah paling dominan dalam proses pendidikan, yang menentukan proses pendidikan adalah pendidikan orang tua dan ini haus didukung kebijakan pendidikan nasional yang berorientasi akhlak mulia yang implementasi sampai ke sekolah-sekolah dan bukan hanya sekedar slogan belaka