Selasa, 24 Februari 2009

APA YANG DIHARAPKAN DUNIA KERJA DARI LULUSAN SEKOLAH KEJURUAN?

Oleh: Sumadi*
*)Peserta Program International Leadership Training (ILT) di Jerman

Kemampuan kejuruan yang berkualifikasi tinggi adalah kebutuhan hakiki untuk kinerja pertumbuhan ekonomi moderen. Oleh karena itu diperlukan perubahan teknis dan ekonomis terhadap dunia pendidikan kejuruan. Secara teknis pendidikan kejuruan harus diarahkan kepada pembentukan calon-calon tenaga kerja yang siap berkembang, adaptif, mampu bekerja dalam tim dan sekaligus juga siap bekerja secara mandiri. Pendidikan kejuruan harus berorientasi ekonomis dan produktif. Pendidikan kejuruan memang memerlukan biaya besar, tetapi harus diupayakan agar tidak semua biaya yang dikeluarkan menjadi hilang semuanya (total loss).
Apa yang diharapkan para manajer profesional terhadap para siswa SMK? Tabel berikut ini menguraikan kebutuhan para manajer profesional terhadap calon-calon tenaga kerja dari sekolah kejuruan:
No Sektor Perdagangan Sektor Teknik Industri
1. Kemampuan dasar berbahasa lisan maupun tulisan Kesiapan belajar dan kinerja
2. Kemampuan dasar berhitung sederhana Kemampuan dasar berhitung sederhana
3. Kesiapan belajar dan kinerja Kemampuan dasar berbahasa lisan maupun tulisan
4. Kemampuan beradaptasi, adopsi, kesadaran akan kualitas dan bertanggungjawab Kemampuan beradaptasi, adopsi, kesadaran akan kualitas dan bertanggungjawab
5. Kesiapan untuk bekerjasama dan kekuatan tim kerja Kesiapan untuk bekerjasama dan kekuatan tim kerja
6. Kemandirian, inisiativ dan kreativitas Kesabaran, ketekunan, ketahanan
7. Berorientasi pada pelanggan dan pelayanan Kemandirian, inisiativ dan kreativitas
8. Kesabaran, ketekunan, ketahanan Kempuan mengelola konflik, menerima kritik dan mawasdiri
Sumber: Wirtschaft und Untericht dalam Gemainsamm Handeln (2007)
Kualifikasi kunci pemberdayaan sumberdaya manusian (SDM) adalah:
1. Kompetensi kejuruan, kemapuan sesuai bidang pekerjaannya.
2. Kompetensi sosial, kemampuan bertindak yang sesuai untuk suatu kejadian
3. Kompetensi media, kemampuan memilih, merencanakan dan menerapkan strategi penyelesaian yang bermakna/bermanfaat
4. Kompetensi personal, kepribadian yang kuat khususnya yang berhubungan dengan sikap kerja.
Tugas berat ini tentu saja tidak bisa diserahkan sepenuhnya kepada sekolah. Sekolah sebagai pendidik calon tenaga kerja dan perusahaan/dunia usaha/industri sebagai pengguna tenaga kerja harus bekerjasama bahu membahu untuk menghasilkan tenaga kerja yang terampil dan kerkinerja tinggi. Untuk itulah pendidikan sistem ganda diperlukan.
Dalam sistem ganda, kombinasi antara belajar dan bekerja merupakan basis dari pembelajaran kejuruan. Sistem ini mempertemukan pembelajaran teori dan praktik dan memadukan pengetahuan terstruktur dengan keterampilan aktif dalam suatu konteks yang sesuai. Dua tempat pembelajaran yang berbeda, sekolah dan perusahaan, berinteraksi dalam peran yang berbeda, tetapi tugas mereka tidak terpisah secara absolut. Sekolah tidak semata-mata membelajarkan teori, sedangkan pelatihan di perusahaan mencakup lebih dari sekedar praktik.
Pendidikan teknik kejuruan dalam sistem ganda didasarkan pada konsep bidang pekerjaan. Biang pekerjaan memerlukan pelatihan formal yang berorientasi pada kelompok kualifikasi yang khas pada pekerjaan yang relevan. Spesialisasi dibutuhkan sebagai pelengkap dari kebutuhan kualifikasi dasar untuk setiap bidang pekerjaan, tetapi harus selaras dengan konteksnya. Pendidikan kejuruan harus mempersiapkan seseorang untuk setelah tamat berada pada tempat pekerjaan tertentu, siap kerja dan siap untuk terus belajar serta berkembang lebih lanjut. Dengan kata lain pendidikan kejuruan harus menjadi jembatan untuk pelatihan lebih lanjut. Oleh karena itu dua komponen penting dalam pendidikan kejuruan adalah membangkitkan keinginan belajar dan memandu perkembangan kepribadian. Untuk bekerja dalam masyarakat berpendidikan, seseorang harus mampu merencanakan, melaksanakan dan memeriksa hasil pekerjaannya secara independen.
Tujuan utama sistem ganda adalah untuk meningkatkan keterserapan tenaga kerja pada suatu tempat kerja yang senantiasa berubah, karena dunia kerja ditopang oleh dua hal: teknologi yang senantiasa berkembang dan sumberdaya manusia yang bekerja di dalamnya. Orientasi pendidikan kejuruan harus diarahkan pada tujuan tersebut. Kualifikasi tambahan pada diklat reguler dapat mendorong tercapainya tujuan ini dan memandunya menuju pelatihan lanjutan. Pemerintah, perusahaan dan perwakilan pekerja secara tripartid harus merancang dan mengatur pelatihan formal yang dibutuhkan suatu bidang pekerjaan, mengatur pelaksanaan ujian kompetensi dan pelatihan lanjutan.


Referensi :
Anonim, 2008, The Dual System of Technical and Vocational Education and Training (TVET) in Germany,Handout Pelatihan, Mannheim: Inwent.
Anonim, 2008, Bildung- und Ausbildungssystem, Handout Pelatihan, Mannheim: Inwent
Meier, B., Mohring, G., Ruhland, R., Schneider, B., dan Wolframm, J., 2007, Gemeinsam Handeln, Troisdorf: Bildungsverlags EINS.

Tidak ada komentar: